English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

rss

Sabtu, 19 April 2008

Suhu Bumi Turun, Musim Kemarau Mundur

Sekretaris Jenderal Badan Meteorologi Dunia (WMO) Michel Jarraud kepada BBC mengatakan, fenomena La Nina akan berlanjut hingga musim panas nanti. Hal itu berarti suhu global tak akan meningkat sejak 1998.

Akan tetapi, fenomena ini tidak meruntuhkan temuan para ahli bahwa pemanasan global sedang terjadi. "Anda tak bisa melihat perubahan iklim dari fenomena kecil. Anda harus melihat tren periode panjang dan tren suhu global masih mengindikasikan hangat," kata dia.

Hal serupa dikatakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Mezak Ratag yang dihubungi di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/4). Menurut dia, fenomena La Nina bersifat jangka pendek-pengaruhnya 2-3 tahun. Begitu juga El Nino, yang menyebabkan suhu global naik.

"Dalam jangka pendek, suhu global naik turun terus, sedangkan tren ratusan tahunnya terus naik," ujarnya.

Menurut data WMO, dekade 1998-2007 tercatat rekor periode terhangat. Sejak awal abad ke-20, rata-rata suhu global meningkat 0,74 derajat Celsius. Perhitungan NASA, tahun 2005 adalah tahun terhangat, sedangkan Pusat Hadley Inggris menyebut tahun terhangat adalah tahun 1998.

La Nina dan El Nino merupakan fenomena alam yang terjadi di kawasan Pasifik dan memengaruhi suhu global. La Nina "mendinginkan" bumi dan El Nino "memanaskan".

Tahun ini La Nina memiliki pengaruh kuat ke seluruh dunia. Di Indonesia, La Nina diperkirakan menyebabkan fenomena kemarau lebih basah yang berlangsung hingga Juni nanti.

Hal senada dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMG Jawa Tengah M Yahya. Menurut dia, hingga akhir April, hanya 20 persen wilayah Jateng memasuki musim kemarau.

Di Australia, La Nina berkontribusi besar atas serangkaian hujan deras, sedangkan di China telah memicu cuaca sangat dingin. "La Nina kali ini memang panjang, tetapi jika dibandingkan fenomena jangka panjang, hal itu hanya menurunkan sedikit suhu Bumi. Beberapa saat setelah La Nina berakhir, suhu terhangat tahun 1998 akan dipecahkan,"kata peneliti utama pada Pusat Pemodelan Variabilitas Iklim di Inggris, Adam Scaife.

Menurut dia, suhu tahun ini, 0,4 derajat Celsius, di atas rata-rata suhu tahun 1961-1990. Jika dibandingkan dengan kondisi sejak awal abad ke-20, suhu kali ini lebih tinggi lagi

1 komentar:

surya maulana on 22 Mei 2017 pukul 13.26 mengatakan...

semoga semuanya seimbang dan sesuai dg porsinya


Posting Komentar

 

counter

Recent Comment

Recent post